Jumat, 14 Juni 2013

DAYA KARSA


14 Juni 2013
daya karsa

Aku tertunduk.....
Dalam kelemahanku
Tak berani tengadahkan wajah
 Bosan dengan kegugupan
Asing kata percayai diri

            Tiga hari lagi ada acara lomba pidato dalam rangka memperingati hari jadi sekolah. Tiap kelas di wajibkan partisipasi siswa untuk mengikuti berbagai macam lomba. Neta ditunjuk oleh Wandy, sang ketua kelas untuk mengikuti lomba pidato. Neta menolaknya. Namun Wandy memaksanya dengan alasan semua siswa sudah dikoordinir.
“Saya bisa menulis, tapi saya susah bicara...apalagi harus pidato !”, kata Neta pada Wandy.
“Apa salahnya mencoba !’, Wandy tetap pada pendiriannya.
“Saya orangnya nervous...bisa pingsan nanti di depan orang banyak ! Saya tidak mungkin bisa”, Neta tertunduk sedih. Ia merasa tidak mampu untuk pidato di depan orang banyak. Neta adalah seorang yang pendiam, pemalu dan jarang ngomong. Di sisi lain ia adalah anak yang paling pintar di bidang akademik di kelasnya.
“Kamu jangan bilang.....tidak mungkin bisa....! seperti itu !”, Wandy berusaha meyakinkan.
“coba kamu coret kata ...tidak....! kan sudah bermakna mungkin dan ada harapan untuk bisa !’, wandy memandang Neta yang murung.
Hari H telah tiba. Para siswa bersiap mengikuti lomba di bagian masing-masing. Di tempat lomba pidato, tampaklah Neta gundah. Raut mukanya menyiratkan kecemasan. Keringat dingin mengucur dari keningnya. Telapak tangannya juga basah.
“Belum apa...apa..aku sudah demam panggung kayak gini”, kata Neta dalam hati.  Hena yang melihatnya menjawil lengan Wandy.
“Lihat, tuh ! Neta. Siap-siap pingsan itu !”, Hena berbisik di dekat telinga Wandy.
“Kagak..lah..! dia pasti bisa menguasainya”, Wandy yakin bahwa Neta akan bisa melewatinya.
Wandy mendekati Neta yang tengah siap-siap di dekat panggung. Ia melihat kearah depan panggung. Banyak bapak dan ibu guru serta para siswa sudah memadati tempat itu. Lomba pidato seperti hal yang menarik bagi mereka.
“Kamu tenang ya...berdoalah..itu lebih baik daripada kamu memikirkan hal-hal yang tidak penting lainnya. kamu pasti bisa !”, Wandy memberi semangat Neta. Neta mengangguk. Kemudian ia tundukkan wajah, berdoa.
“Untuk peserta selanjutnya adalah....Neta Nurmala...kelas satu A !”, teriak MC lomba pidato. Neta menarik nafas dalam-dalam..
“Doakan ya...moga sukses !”, Neta menjabat tangan Wandy.
“Kamu pasti bisa, semangat !”, kata Wandy memberi semangat.
Di atas panggung, Neta berpidato dengan hati-hati. Ia berusaha menguasai keseimbangan antara apa yang ada di pikiran, hati dan apa yang diucapkan. Neta memandang Wandy yang tersenyum. Itu menjadi sebuah semangat bagi Neta. Akhirnya kelar sudah pidato Neta. Tepuk tangan penonton dan juri mengiringi ia turun dari panggung dengan senyum lega. Diluar dugaan ia bisa melakukannya.
“Apa...aku bilang...! kamu bisa kan !”, Wandy mengulurkan tangan yang di sambut oleh dinginnya telapak tangan Neta
“Iya, ga...ngira aja !”, kata Neta sambil tersenyum.
“Tau ga ! apa yang membuat kamu bisa melakukan hal yang kamu ragu atau mustahil  bisa melakukannya ?”, tanya Wandy sambil mengulungkan air mineral. Neta meminumnya sampai habis satu gelas. Lalu menggeleng.
“Itu semua karena ada pikiran positif dan kemauan kamu untuk bisa !”, jelas Wandy. Neta mengangguk. Dalam hati ia tersanjung, ada cowok yang memperhatikannya, dan memberi semangat begitu besarnya. Baru kali ini ia merasakan rasa percaya diri itu.

                                                            &&&&&


Tidak ada komentar:

Posting Komentar