SELF HEALING ISOLASI MANDIRI KARENA POSITIF COVID-19
“Berdamai dengan
keadaan adalah self healing yang paling andalan”
Tidak mudah
ketika menerima hasil laboratorium jika kita terkonfirmasi positif covid-19 (corona
virus desease tahun 2019). Padahal kita tidak mempunyai gejala apa-apa
ataupun, jika ada gejala hanyalah gejala
ringan. Kaget, panik dan mungkin tidak mampu menerima kenyataan pada saat itu.
Namun kita tidak bisa terus dalam keterpurukan. Yang lebih utama adalah
bagaimana kita menghadapinya.
Orang yang
terkonfirmasi positif covid-19 tanpa gejala maupun bergejala ringan harus
menjalani isolasi mandiri selama 14 hari. Isolasi bisa dilakukan di rumah
ataupun shelter. Jika mempunyai gejala yang berat dan penyakit penyerta hendaknya
dirujuk di rumah sakit.
Orang yang
sedang melakukan isolasi maupun karantina janganlah didiskriminasikan. Ada yang
masih beranggapan jika orang yang positif covid menjijikkan, najis dan aib
sehingga dijadikan bahan ejekan dan gunjingan. Terjangkit covid dianggap sebuah
kesalahan dan keteledoran. Padahal tidak seremeh itu, virus ini kasat mata.
Tidak peduli itu dokter, tenaga kesehatan, atlet, olahragawan, karyawan, orang
kaya atau kurang mampu dan siapa saja bisa terpapar covid-19.
Mereka
melakukan isolasi maupun karantina karena untuk melindungi keluarga, anda semua
serta orang banyak agar tidak tertular. Jadi janganlah memandang sebelah mata,
perjuangan terisolisir dari semuanya itu tidaklah mudah. Yang dibutuhkan adalah
dukungan, baik moril maupun motivasi, bukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengintimidasi dan atau dengan nada menghina.
Bagi yang
terkonfirmasi positif covid, mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Jika
membiarkan diri tetap emosi maka akan membuat imun tubuh semakin menurun. Selain
menjaga fisik dengan mengonsumsi makanan sehat dan vitamin, jagalah pikiran dan
hati agar tenang serta tegar tanpa emosi. Ini merupakan self healing
yang ampuh dalam menjaga daya tahan tubuh tetap kuat.
Self
healing merupakan upaya menyembuhkan luka batin maupun pikiran dalam upaya berdamai dengan keadaan dan kenyataan. Masalah
jangan dicari, namun ketika bertemu masalah janganlah lari. Menghadapinya
dengan ikhlas dan tabah kemudian mencari solusinya. Beberapa self healing ketika
terpapar covid-19 bisa dilakukan sebagai berikut,
1. Memahami diri sendiri
Ketika terpapar covid-19, hal yang harus kita tanamkan dalam diri sendiri adalah yakin bahwa kita akan baik-baik saja dan bisa sembuh. Tidak perlu meratapi diri sendiri, mempertanyakan salah dan dosa apa kok bisa terpapar covid-19. Yang terpenting kita sudah berusaha menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Jika masih terpapar juga, anggaplah ini sebagaimana pengalaman dan pembelajaran.
2. Penyembuhan psikis
Tidak gampang meyakinkan dan membangun kepercayaan terhadap diri sendiri ketika terkonfirmasi positif covid-19. Dibutuhkan sikap “los dol” untuk melepas kekecewaan. Melepaskan dan menyerahkan semuanya kepada Sang Khaliq adalah senjata yang paling ampuh. Perbanyak doa karena doa yang khusyu` bagaikan anak panah melesat dari busurnya dan tepat sasaran. Ikhlas dan tawakal adalah bentuk berserah diri, memberi ruang dalam pikiran dan hati akan kekuasaanNya yang maha kuat dibandingkan salah satu makhlukNya yang berupa virus yang lemah dan bisa mati.
Selain doa, mendengarkan musik relaksasi juga bisa dilakukan sambil memberikan pijitan lembut di kaki kita sendiri. Melihat video-video lucu, video motivasi dan membaca buku yang isinya ringan akan menjadi mood booster bagi penyembuhan psikis kita. Jika bisa menuliskan apa yang menjadi beban di pikiran kita, tulislah! Hal ini akan sangat membuat hati dan pikiran jadi ringan. Kita akan terhibur dan isolasi mandiri tidaklah membosankan.
Dibutuhkan dukungan dan motivasi keluarga, teman dan orang-orang yang peduli. Menasehati tanpa merendahkan, memberi saran tanpa tekanan. Maklumlah, sampai di sini orang yang terpapar covid masih dianggap suatu kesalahan yang mengakibatkan aib di wilayahnya. Jadi fokuslah pada diri sendiri dulu.
Jika merasa tertekan dengan pemberitaan dan chatingan yang mengganggu, tutup dulu semua sosial media. Kita harus menghindari terhadap ucapan-ucapan yang bersifat toxic karena ini sangat cepat membuat pikiran kita down dan daya tubuh kita menjadi drop.
Apa yang di pikiran akan berefek langsung terhadap kesehatan kita. Untuk itu, berpikirlah positif. Jika kita stress, selain memperburuk kesehatan, asupan oksigen ke organ tubuh juga akan terhambat. Ini akan memberi peluang virus corona merajalela yang mengakibatkan peradangan di paru-paru. Jadi, buatlah ringan di pikiran dan hindari multitasking hal-hal yang tidak terlalu penting.
3. Penyembuhan secara fisik
Mulai memperbaiki pola makan, makan yang sehat bergizi dan teratur akan menguatkan imunitas tubuh kita. Virus corona ini yang diserang adalah imun tubuh. Imun tubuh dibentuk oleh asupan makanan yang sehat dan mengandung gizi serta vitamin. Perbanyak minum air mneral dan mengonsumsi tambahan suplemen multivitamin juga diperlukan.
Jangan terlalu risau dengan berat badan, begitu kita abai dan tidak memenuhi tubuh dengan makanan dan air yang cukup maka tubuh semakin lemas dan gampang muncul gejala penyakit lainnya seperti pusing, demam, mual dan lain sebagainya.
Metabolisme tubuh haruslah seimbang. Olahraga fisik sangat dianjurkan bagi yang melakukan isolasi mandiri. Jalan di tempat atau mengitari ruang/kamar tempat kita isolasi tidaklah masalah. Jika ada halaman yang luas dan tidak ada orang lain, kita bisa joging di sana dengan tetap memakai masker. Senam ringan dilakukan agar tulang, otot dan organ tubuh kita tidak kaku. Faktanya, olahraga yang rutin akan meningkatkan kekebalan tubuh serta mampu memberikan suasana hati yang baik.
4. Istirahat yang cukup
Tidur yang baik dan cukup merupakan proses self healing yang penting. Dibutuhkan waktu untuk tidur, kurang lebih 8 jam di malam hari dan sekitar 1 jam di siang hari. Tidur yang cukup dan berkualitas akan membentuk pertahanan alami terhadap infeksi virus. Tidur yang berkualitas maksudnya adalah tidur yang tenang dan pulas tanpa tanpa kegelisahan. Untuk itu, awali tidur dengan doa dan tidak memikirkan hal-hal buruk apapun.
Pikiran fokus akan rasa syukur karena masih diberi pertahanan tubuh terhadap virus maupun penyakit lainnya, sehingga kita tanpa gejala ketika terkonfirmasi positif covid-19. Doa akan harapan-harapan kalau kita tetap semangat dalam melawan virus corona, tubuh kita sehat wal afiat dan umur yang panjang serta berkah. Alam bawah sadar kita akan merekam doa dan harapan ketika kita tidur.
5. Memperbaiki pola hidup
Suka atau tidak, bumi terinfeksi virus corona. Hal
yang harus kita lakukan, menekan penyebarannya dengan melakukan protokol
kesehatan semakin tertib dan disiplin. Jangan lengah akan 5 M, memakai masker,
mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak minimal 1,5 meter,
mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan.
Mungkin ada yang bilang, “itu tidak pakai masker, ngumpul-ngumpul, sering bepergian dan tidak taat protokol kesehatan lainnya, tapi mereka tidak terinfeksi covid-19!” Ini merupakan kata-kata toxic yang harus kita abaikan.
Virus itu kasat mata, yang taat protokol kesehatan pun bisa
saja terinfeksi. Yang harus kita tekankan adalah kita taat protokol kesehatan
merupakan ikhtiar kita, jika masih terinfeksi sekalipun, bukan berarti kita
menyerah terhadap keadaan.