BUDAYA “MEMBACA”
DI NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG
Ada perbedaan yang
mendasar, antara budaya dan gaya hidup atau life style di negara maju
maupun negara yang yang masih berkembang. Contohnya saja di Korea Selatan dan
Jepang, negara yang maju baik disegi ekonomi, infrastruktur maupun ketahanan pangan dan negara. Disana
budaya “membaca” begitu maraknya dan bisa di jumpai di mana saja seperti di
halte, di dalam bus, kereta api, maupun cafe. Kalau di negara kita yang masih
tahap berkembang, di tempat-tempat seperti itu yang dijumpai hanyalah orang-orang yang berkutat dengan gadget, atau
sibuk kenalan dan ngobrol. Beda di negara Korea yang lebih unggul teknologinya
karena sekarang di sana sudah merilis jaringan komunikasi 5G, namun buku masih
menjadi hal yang menarik bagi penduduknya. 75% dari penghuni kisuksa
atau asrama pasti mempunyai koleksi buku fiksi dan nonfiksi.
Di Indonesia,
membaca di tempat umum seperti halte, bus atau kereta adalah aneh. Mengapa?
Karena budayanya beda, orang lebih suka bermain gadget atau ngobrol daripada
memegang media cetak seperti buku, koran, atupun majalah. Ini bisa menjadi life
style yang memang sudah membudaya dan sulit untuk di rubah. Apakah gadget digunakan untuk mendapatkan informasi?
Belum tentu. Gadget lebih asyik dipakai untuk sosial media ataupun chatting.
Begitu jugakah yang terjadi pada anda?
Kita ketahui kalau
media sosial servernya ada di negara bagian Amerika. Dengan mudah
kebiasaan orang-orang Indonesia bisa dilihat oleh mereka setiap hari. Adakah
kepentingan mereka terhadap informasi tentang kebiasaan, kesukaan, dan tabiat
orang Indonesia yang paling hoby ber-sosial media? Adakah hubungannya semua itu
dengan saham, investasi, ketahanan negara bahkan inteligen negara? Tanpa terasa hal tersebut bisa
dikaitkan dengan penyadapan dan masalah lainnya yang mengganggu integritas
negara.
Adakah kerugiannya
membudayakan membaca di berbagai tempat ? Jelas menguntungkan apalagi
menjadikannya sebagai life style . Membaca merupakan cara mendapatkan
informasi, wawasan, dan pengetahuan yang akan membentuk mindset kreatif dan
inovatif serta mengiring pandangan yang bersifat dinamis.
Di lingkungan keluarga
merupakan bases pertama yang harus di budayakan kebiasaan membaca. Hal yang
rutin akan ringan karena akan menjadi kebiasaan. Begitu juga kebiasaan membaca.
Jadikanlah “membaca” sebagai cara menambah kekuatan daya intelektual,
pengaktifan dan mengasah otak serta menciptakan imajinatif yang inovatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar