17
Juni 2013
malaikat tak
bersayap itu, bapakku
(i)
Kerasnya
tulangmu
Sekeras
perjuanganmu
Tak
mudah Engkau lewati
Aral
terjal di depanmu
Namun,
kuatnya doamu
Ketegaran
langkahmu
Memperkuat
kokohnya hidupku

“Langsung
aja kita ke tempat buku ya !, sambil jalan-jalan sambil liat buku dan sapa tau
ketemu cewek cakep...hhee...hheee...!”, kata Dika sambil tertawa.
“Ah,
cewek cakep yang sok cuek....! hi...ogah banget !’, kata Faiz sambil mengangkat
kedua bahunya.
“Itu
namanya cewek alim !’, ucapan Karim mengandung pembelaan.
Ketiga cowok tersebut lihat
buku-buku sambil membuka buku yang sekiranya menarik perhatian mereka.
“malaikat
tak bersayap itu ibuku.....ibu kau bidadari....buatlah bidadari surga cemburu....!”,
Faiz membaca judul buku yang sedikit mengusik perhatiannya.
“Ah,
semua kok tentang ibu dan wanita, jarang yang menceritakan kehebatan seorang
bapak atau laki-laki ya !”, kata Faiz kemudian.
“Ya
kamu yang nulis aja !”, Karim menanggapi ucapan Faiz.
“Ya
memang tahun ini yang lagi top tentang wanita dan ibu...mungkin tahun depan
baru tentang laki-laki atau bapak....dan tahun berikutnya lagi tentang hebatnya
kakek dan nenek....kaleee...!”,kata Dika yang bernada canda.
Faiz terus menelusuri rak-rak buku
yang bertema seputar wanita. Guubbrrraaakkk......!. Tangan Faiz tak sengaja
menyenggol susunan buku hingga berjatuhan.
“Ati-ati,
bro !”, Karim membantu menyusun buku yang berjatuhan dan dikembalikan di rak.
“Sorry,
tak sengaja !”, Faiz membela diri.
“Makanya...nyentuh
buku jangan sentimen gitu...!”, Dika melirik Faiz yang menggeleng.
“Kamu
tuh dari tadi yang diubek-ubek buku tentang wanita, muluu....hayoww...da apa,
nih ?”, Karim meledek Faiz.
“Ya,
udahlah...saya pindah sana aja !”, Faiz meninggalkan kedua temannya yang
melongo gak jelas raut mukanya.
Tanpa terasa hari sudah sore. Hal
ini baru disadari oleh Faiz dan temannya ketika perut mereka mengingatkan
waktunya minta diisi.
“Makan
apa, nih ?”, tanya Dika.
“Makan
angin...gratis...!”, jawab Faiz.
“Ada
makanan yang paling uueeennnaaakkk.....sedunia !”, kata Dika.
“Apa....?”,
tanya Karim dan Faiz hampir bersamaan.
“Makanan
yang udah enak, higienis....posisi kita lapar banget seperti sekarang ini dan
satu lagi.....ada yang nraktir...!”, jawab Dika sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Faiz dan Karim pun ikut tertawa.
“Mantep...!”,
kata Karim kemudian.
Akhirnya mereka makan mie ayam plus es
jerman alias es jeruk manis. Setelah itu mereka masih nerusin nongkrong
di mall, habisin week end mereka. Tak terasa sudah pukul sebelas malam. Mereka
berpencar, meneruskan gerilya di rumah masing-masing.
@#@#@ Bersambung
@#@#@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar